Empat karakter Muppet baru yang dirancang khusus untuk Jalan Sesama, versi Indonesia dari pertunjukan anak-anak Sesame Street yang telah meraih berbagai penghargaan, memulai debut mereka hari ini di hadapan para pejabat tinggi dari Indonesia dan Amerika Serikat, termasuk Kuasa Usaha A.S. John A. Heffern dan Direktur USAID William M. Frej di PSI Studio Center Jakarta.
Keempat boneka Jalan Sesama ini terdiri dari Momon, bocah lelaki berusia 5 tahun yang gemar membaca dan menggambar tapi masih berusaha mempelajari matematika; Putri, bocah perempuan berponi berusia 3½ tahun yang gemar petualangan; Tantan, orangutan yang suka buah-buahan, sayuran dan buku; dan Jabrik, bayi badak yang mempunyai rambut bergaya mohawk dan suka tertawa.
Penghuni Jalan Sesama lainnya antara lain seorang penjual sayur, yang suka menyanyi dan menari di waktu luangnya; seorang tukang, yang bisa memperbaiki segala macam barang; seorang dokter, yang mendorong kebiasaan hidup sehat bagi para pasiennya; dan seorang gadis bernama Ica, anak dari bapak tukang dan ibu dokter. Panggung acara mengombinasikan latar pedesaan dan perkotaan untuk mencerminkan bentang alam arsitektural Indonesia yang beragam.
Kuasa Usaha A.S., John A. Heffern, mengatakan bahwa Pemerintah A.S. berkomitmen untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Indonesia melalui Prakarsa Pendidikan senilai 157 juta dolar AS yang dicanangkan oleh Presiden Bush untuk Indonesia. “Saya sangat senang bahwa bagian dari program tersebut memberi saya kesempatan untuk membantu memperkenalkan Jalan Sesama kepada anak-anak Indonesia pada hari ini.”
Direktur USAID William M. Frej mengatakan bahwa Jalan Sesama melibatkan para pendidik serta para ahli perkembangan anak lokal untuk menciptakan isi acara yang relevan dan sesuai untuk usia pemirsanya. “Disamping mengajarkan kemampuan kognitif dasar, serial ini juga akan memanfaatkan keberagaman luar biasa dari negara kepulauan yang luas ini, yang merupakan suatu wilayah yang kaya akan kebudayaan, tradisi, bahasa dan kesenian,” kata Frej.
Pemerintah A.S., melalui USAID, memberikan dana awal senilai 8,5 juta dolar untuk membiayai pengembangan acara baru tersebut dan juga menutupi biaya produksi untuk tiga musim pertama dari acara yang berdurasi setengah jam ini (total ada 156 episode). Jalan Sesama, yang diproduksi oleh perusahaan Creative Indigo yang berbasis di Jakarta, yang berkolaborasi dengan organisasi kependidikan nirlaba Sesame Workshop, akan memulai produksi bulan ini dan dijadwalkan untuk mengudara akhir tahun ini.
Kamis, 15 April 2010
Kuasa Usaha A.S. Heffern Bertemu dengan Boneka Muppet Baru untuk ‘Sesame Street’ Indonesia
Jalan Sesama Alias Sesame Street
Di tengah komersialisme industri TV, program khusus anak Jalan Sesama (di Amerika berjudul Sesame Street) mencoba melawan arus. Inilah satu di antara sedikit acara berkualitas dengan modal besar, tapi tidak peduli rating dan sangat selektif menerima iklan. Sesame Street adalah acara anak-anak terpanjang di stasiun TV Amerika Serikat. Program yang dibidani Sesame Workshop, organisasi pendidikan nirlaba yang berpusat di New York, itu membawa misi edukasi dalam kemasan entertaint sejak November 1969. Target penontonnya adalah anak baru lahir sampai usia 12 tahun.
Sepanjang kiprahnya, program yang identik dengan tokoh boneka Elmo, Cookie Monster, Bert, Big Bird, dan lainnya itu telah meraih 122 penghargaan Emmy. Bukan hanya di Negeri Abang Sam, acara yang didukung United States Agency for International Development (USAID) itu juga fenomenal di 140 negara.
Dua dekade lalu, Sesame Street versi asli sudah masuk Indonesia dengan dialih suara alias dubbing. Mulai 2007, Indonesia dipercaya membuat versi lokal dengan nama Jalan Sesama dan tayang di Trans7. Pihak yang dipercaya menjadi ”koki” adalah rumah produksi Creative Indigo Production (CIP).
Pada 2007, Jalan Sesama mulai produksi. Mereka menyelesaikan syuting untuk 52 episode dalam jangka waktu 6 bulan. Itu cukup untuk memenuhi kebutuhan tayang selama setahun. Jalan Sesama akhirnya tayang perdana pada Februari 2008.
Setiap tahun, Jalan Sesama mengantongi tema besar. Pada tahun pertama, di bawah tema besar ada empat sub tema. Yakni literacy (pengenalan huruf dan angka), caracter building, kesadaran lingkungan, dan diversity. Pada tahun kedua, Jalan Sesama memperdalam pada tema caracter building, tentang penanaman moral dalam keluarga dan kehidupan bermasyarakat.
Kendala Jalan Sesama adalah sponsor. Sesuai kodratnya, seperti aturan main yang ditetapkan Sesame Workshop, tidak bisa terima iklan sembarangan. Mereka juga tidak bisa berharap sepenuhnya kepada stasiun TV yang menayangkan. Padahal, biaya produksi per tahun sangat besar karena dimulai dengan seminar, riset, dan syuting.
Iklan yang diterima Jalan Sesama adalah yang mendidik dan mendukung kesehatan anak. Susu formula saja tidak bisa diterima. Menurut mereka, susu formula itu tidak dianjurkan. Yang baik adalah ASI. Kemudian, makanan yang mengandung banyak gula, seperti permen, tidak boleh. Padahal, permen adalah untuk anak-anak juga.
Jalan Sesama juga tidak menjual programnya ke TV. Trans7 gratis mendapatkan program tersebut. Bandingkan dengan sinetron yang per episode berharga ratusan juta rupiah. Stasiun TV hanya diminta mencari sponsor yang sesuai dan keuntunganya dibagi bersama sesuai perhitungan.
Tokoh Baru Disesuaikan Kekhasan Karakter Indonesia
Khusus untuk Jalan Sesama di Indonesia, ada penambahan tokoh utama. Mereka adalah Tantan si orang utan bijaksana, Jabrik si bayi badak becula satu, Momon si monster kecil, dan Putri, seorang anak perempuan berkarakter ekstrovert.
Tokoh-tokoh itu, selain mewarnai program Jalan Sesama, diharapkan bisa membawa pesan penting dan masuk ke alam imajinasi anak-anak. Semua tokoh baru di Jalan Sesama disesuaikan dengan kekhasan dan karakter Indonesia. Sebelum diperkenalkan kepada masyarakat luas, tokoh boneka itu telah melewati masa percobaan kepada beberapa anak. Hasilnya positif.
Menurut Muhammad Zuhdi, setiap syuting selesai, terutama jika mengadopsi format dan tema baru, riset selalu dibutuhkan. Caranya adalah melibatkan anak-anak itu sendiri. Pihak Jalan Sesama mengundang 20-30 anak dengan usia sesuai target program acara tersebut. ”Lalu, kami putarkan tayangan kami sebentar di depan mereka. Tidak boleh ada intervensi dari orang tua. Pokoknya dibiarkan menonton. Nanti terserah apakah mereka mau kabur atau tinggal,” terang Zuhdi.
Jika kabur, itu pertanda bahwa acara tersebut kurang menarik. Karena itu, pihak Jalan Sesama akan memperbaiki acaranya. ”Kita mencari tahu, apa yang kurang, bagian mana yang harus ditambah. Pada setiap riset dan segala detail produksi, Jalan Sesama juga selalu berkoordinasi dengan kantor pusat di New York. Sebab, meski ada banyak perbedaan secara kultur, sisi skill dan moral tetap sama.”
Soal boneka para tokoh, semua adalah buatan Sesame Workshop dan masih menjadi hak milik mereka. Creative Indigo hanya diberi kepercayaan mengoperasikan. Cara perawatan dan pemakaian pun tak boleh sembarangan. Cara mengoprasikan berbeda dengan badut. Para puppetier (sebutan untuk pemain boneka) tidak masuk ke boneka itu, tapi dimainkan dengan kepiawaian tangan. Pada saat bersamaan, mereka juga berdialog untuk mengisi suara boneka itu
Sesame Street Versi Indonesia
Boneka "Sesame Street" Versi Indonesia Diluncurkan
Empat boneka program televisi "Sesame Street" versi Indonesia; Momon, Putri, Tantan, dan Jabrik, diluncurkan di Jakarta, Selasa (22/5), untuk menandai dimulainya penggarapan produksi 156 episode yang menelan dana sebesar 8,5 juta dolar AS.
Dalam program televisi "Sesame Street" yang dalam versi Indonesia disebut "Jalan Sesama" ini menampilkan karakter yang sepenuhnya mengakomodasi budaya lokal Indonesia. Disebut "Jalan Sesama" karena tokoh-tokoh di dalam cerita ini tinggal di jalan yang sama, yakni Jalan Sesama.
Tokoh Momon digambarkan sebagai anak laki-laki berumur lima tahun yang gemar membaca dan berhitung, sedangkan Putri adalah anak perempuan berusia 3,5 tahun dengan rambut berbuntut kuda yang hobi berpetualang.
Dua boneka lainnya masing-masing adalah Tantan, seekor orang utan yang menyukai berbagai buku bacaan, dan Jabrik, seekor bayi badak yang senang tertawa.
Keempat tokoh tersebut akan dimainkan sembilan muppeter (pemain boneka) untuk "menghidupkan" boneka, baik dalam gerak maupun suara.
"Memang bonekanya ada empat, tapi memerlukan banyak orang untuk memainkannya, misalnya satu karakter dimainkan dua hingga tiga orang dengan salah satunya sebagai pengisi suaranya," ungkap Eksekutif Produser "Jalan Sesama" Putri Rahartana.
Pada setiap episode, Tantan dan tiga tokoh lainnya mengetengahkan hal-hal yang berkaitan dengan anak-anak prasekolah. Misalnya tentang pentingnya kebiasan hidup sehat, mengenal makanan sehat, dan bagaimana bersosialisasi dengan lingkungan sekitar tempat tinggal.
Direktur Pendidikan dan Penelitian "Jalan Sesama" Mohammad Zuhdi mengungkapkan program ini telah mengalami proses penelitian dan persiapan kurikulum khusus untuk pendidikan anak-anak Indonesia, penciptaan lagu khusus, dan musik tradisional, serta rumah tradisional yang menampilkan ciri khas Indonesia.
"Meski dirancang untuk anak-anak prasekolah, tapi tayangan ini juga ditujukan untuk semua kalangan, sebab tema yang diangkat adalah dari keseharian dan kebiasaan hidup kita sehari-hari," katanya.
Program televisi "Jalan Sesama" akan diproduksi untuk 156 episode selama tiga tahun. Total dana produksi mencapai 8,5 juta dolar AS merupakan sumbangan pemerintah Amerika Serikat melalui USAID. Sedangkan penggarapan produksinya dipercayakan pada rumah produksi Creative Indigo Production yang memenangkan tender program ini.
Sebelum proses produksi dimulai, tim "Jalan Sesama" telah melalui pelatihan oleh Sesame Workshop dari Amerika Serikat. Eksekutif Produser Sesame Workshop untuk "Jalan Sesama", Ginger Brown mengatakan karakter boneka "Jalan Sesama" sangat unik yang akan mengajak anak-anak Indonesia bermain, belajar, menyanyi, dan menari.
Pada era 1980an boneka-boneka dari Jalan Kecil alias "Sesame Street" menjadi acara anak-anak yang digemari. Empat tokohnya, Big Bird, Elmo, Cookies, dan Telly Monster dikenal secara luas di berbagai dunia, tak hanya di negeri asalnya, Amerika Serikat.
Di Indonesia, "Sesame Street" diadaptasi dalam "Jalan Sesama" dengan empat karakter yang khusus disesuaikan dengan kondisi Indonesia. Program ini rencananya akan tayang akhir tahun 2007 di salah satu stasiun televisi di Indonesia.(*)Sesame Street" Versi Indonesia.
Jalan Sesama adalah acara Sesame Street versi Indonesia, muncul pertama kali di layar Indonesia mulai tanggal 18 Februari 2008. Acara ini diproduksi oleh Creative Indigo Productions, yang berhubungan dengan Sesame Workshop, dan diperkirakan akan disiarkan sampai 2010, dengan episode sebanyak 156 dalam tiga sesi
Sabtu, 27 Februari 2010
Sesame Street
Sesame Street adalah sebuah acara pendidikan anak-anak yang berasal dari Amerika Serikat untuk anak-anak pra-sekolah dan merupakan perintis standar televisi edukasi kontemporer yang menggabungkan pendidikan dan hiburan (edutainment). Sesame Street terkenal dengan karakter-karakter Muppet, yang dibuat oleh Jim Henson, seorang pemain boneka (puppet). Terdapat lebih dari 4.134 episode yang telah diproduksi selama 37 musim. Musim pertama penayangannya berjumlah 130 episode, tapi musim ke-36 hanya sebanyak 25 episode. Dengan jumlah episode sebanyak itu,
Sesame Street diproduksi di Amerika Serikat oleh sebuah organisasi non-profit Sesame Workshop, sebelumnya bernama Children's Television Workshop (CTW), yang didirikan oleh Joan Ganz Cooney dan Ralph Rogers. Tayangan perdana acara ini disiarkan pada 10 November 1969, di saluran National Educational Television, dan kemudian dipindahkan ke Public Broadcasting Service.
Karena acara ini memberikan pengaruh yang sangat positif,
Serial-serial ini telah memperoleh 109 Emmy Awards lebih banyak daripada serial televisi lainnya. Sekitar 75 juta orang Amerika pernah menyaksikan serial ini ketika mereka masih anak-anak; jutaan lainnya juga telah menonton serial ini, termasuk orang tuanya.